Ujian cinta kepada Rasulullah SAW

Ujian yang sebenarnya dari cinta kepada Rasulullah SAW adalah sejauh mana kedekatan seseorang dengan ajaran-ajarannya, kepeduliannya terhadap ajaran-ajaran itu, serta perhatiannya akan sunnahnya.

Cinta kepada Rasulullah SAW adalah ukuran keimanan. Barang siapa ingin menguji kadar keimanan, hendaklah ia merasakan seberapa besar kecintaannya kepada Nabi Besar Muhammad SAW, junjungan kita. Apakah ia mencintai dengan cinta sejati dan sempurna? Apakah ia mencintainya lebih daripada cinta kepada harta? Melebihi cinta kepada putranya, bahkan lebih dari cinta kepada dirinya sendiri?

Ketika mencintainya, seorang insan mukmin akan tenteram dan tenang, karena telah sempurna imannya. Ia akan selalu memuji Allah SWT, yang telah memuliakannya dengan nikmat Islam. Kita pun memuji Allah, yang telah memuliakan kita dengan karunia ini dan telah mengistimewakan kita dengan manusia terbaik yang pernah ada. Dia telah mengutus bagi kita makhluk yang termulia di sisi-Nya. Dialah pemimpin para rasul, seorang yang jujur, pemberi petunjuk, dan seorang yang terpercaya, penutup para nabi dan rasul semuanya.

Dialah yang terbaik ajarannya dan selalu benar ucapannya, hamba yang paling jujur yang menyatakan kebenaran dan mengungkapkannya secara terang-terangan. Dialah yang termulia di antara para penyeru kebenaran, seorang hamba pilihan yang benar dan yang dibenarkan. Dialah orang yang berakhlaq dermawan dan selalu menunaikan janji.

Allah SWT berfirman, “Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami. Dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang beriman.” –  QS At-Tawbah (9): 128.

Dialah Rasulullah SAW, rahmat yang menjadi anugerah. Dia telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, memberikan nasihat kepada umat. Dia berjihad di jalan Allah hingga ajal datang menjemput. Dia tidak pernah berbicara kecuali hal itu benar, dan dia tidak pernah melakukan kecuali kebaikan. Akhlaqnya indah disertai kharisma yang berwibawa dan perangai yang menyantuni. Dialah rahmat yang dihadiahkan kepada umat ini. “Dan tidaklah Kami mengutus engkau, Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” –  QS Al-Anbiya’ (21): 108.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, atas nikmat yang agung ini. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga perkara yang apabila ada pada seseorang niscaya dengannya ia akan merasakan manisnya iman. Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, dan dia mencintai seseorang hanya karena Allah, serta dia benci kembali kepada kekufuran sesudah Allah menyelamatkannya dari kufurnya, sebagaimana ia benci apabila dihempaskan ke neraka.” (HR Al-Bukhari-Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Rasa iman akan didapati oleh orang yang ridha, bahwa Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan rasulnya.” (HR Muslim).

sumber: Buku Kupertaruhkan Segalanya demi Engkau Ya Rasulullah, karya Dr. Mohammad Abdo Yamani

Dikutip dari : majalah-alkisah.com

Tentang abizakii

"Seorang hamba Allah yang berusaha mengenal dan mencintai Nabi-Nya"
Pos ini dipublikasikan di Rasulullah SAW dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar