Nasehat untuk hamba Allah

Antara Pengaruh Syahwat dan Sabar

Ada yang mengatakan bahwa syahwat itu dapat membuat raja menjadi
hamba, sementara kesabaran dapat membuat orang hamba menjadi raja.
Bukankah anda telah mendengarkan Kisah Nabi Yusuf a.s. dan Zulaikha?
Raja yang memperturutkan hawa nafsunya, maka dia menjadi budak hawa nafsunya yang akan menghancurkannya itu. Karena orang yang senang terhadap sesuatu, maka dia akan menjadi hamba sesuatu yang disenangi itu. Sementara kesabaran akan mengantarkan seorang hamba menjadi raja.
Karena dengan ketabahan dan kesabaran seorang hamba dapat
meraih apa yang diingikannya.
Tidakkan anda mengetahui Kisah Nabi Yusuf bin Ya’kub (seorang Nabi
yang amat sabar) bin Ishaq bin Ibrahim, kekasih Allah, dengan
Zulaikha yang amat sangat mencintai Yusuf. Namun Nabi Yusuf mampu
menghadapi segala bujuk rayu dan tipu daya Zulaikha yang selalu
berusaha merebut hatinya.

Antara Akal dan Hawa Nafsu
Dikatakan: “Beruntunglah orang yang menjadikan akalnya sebagai
pemimpin dan hawa nafsunya sebagai tawanan. Dan celakalah orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai pemimpin, dan akalnya sebagai
tawanan.”
Orang yang akalnya menjadi pemimpin dan hawa nafsunya menjadi
tawanan, dialah orang yang beruntung dengan mendapatkan kebaikan
yang banyak. Dia mengikuti kehendak akal sehatnya yang sempurna dan
mencegah kecenderungan hawa nafsunya untuk melakukan sesuatu yang bukan menjadi panggilan syara’.

Sementara orang yang hawa nafsunya menjadi pemimpin dan akal
sehatnya menjadi tawanan adalah orang sangat celaka. Dialah orang
yang akalnya tidak lagi berfungsi untuk berpikir terhadap nikmat-
mikmat Allah dan merenungkan keagungan-Nya.

Kelembutan Hati dan Kejernihan Pikiran
Dikatakan: “Barang siapa meninggalkan dosa-dosa, niscaya hatinya
menjadi lembut; dan barangsiapa meninggalkan perkara yang haram dan
makan makanan yang halal, maka pikirannya menjadi jernih.”

Hati yang lembut adalah hati yang mau menerima nasehat agama dan
mematuhinya, serta melaksanakan dengan khusu’. Keharaman yang mesti ditinggalkan, meliputi makanan, pakaina yang haram dan lain
sebagainya.
Sementara pikiran yang jernih dan sempurna ialah pikiran yang didaya
gunakan untuk memikirkan dan merenungkan ciptaan-ciptaan Allah, yang menunjukkan atas kemaha kuasaan Allah Sang Maha Pencipta yang akan menghidupkan mekahluk setelah mati. Dan jelaslah pula baginya akan kemaha esaan, kekuasan dan ilmu Allah swt.

Yang demikian itu dapat diperoleh melalui perenungan dengan pikiran
dan akal, sesungguhnya allah menciptakan manusia bermula dari
setetes airmani (nuthfah) dengan sel telur yang menyatu disalah
rahim, setelah melalui proses pembuahan berubah menjadi segumpal
darah, kemudian menjadi segumpal daging, lalu bertulang, otot, saraf
sampai terbentuknya telinga, mata serta anggota badan lainnya.

Selanjutnya Allah memudahkan janin keluar dari rahim dengan adanya
kontraksi yang begitu kuat yang membuatnya terdorong keluar (lahir).
Kemudian Allah memberikan ilham kepadanya bagaimana cara menetek dan menyusu pada sang ibu. Bayi yang baru lahir belum memiliki gigi, tas
kuasa Allah swt. ditumbuhkan giginya. Kemudian ditinggalkan giginya
ketika berumur tujuh tahun kemudian di tumbuhkan lagi (berganti
gigi) sekali lagi.

Allah swt. menjadikan manusia dalam keadaan berubah dari kecil
menjadi dewasa, kemudian tua dan dari sehat menjadi sakit. Dia juga
menjadikan hamba-Nya tidur dan bangun setiap hari. Bagitu pula
rambut dan kukunya, ketika ada yang rontok, ditumbuhkannya kembali.

Malam dan siang silih berganti, bila salah satunya pergi, datanglah
yang lain. Begitu pula matahari, bulan, bintang gemintang, mendung
dan hujan, yang kesemuannya datang dan pergi silih berganti.
Rembulan setiap bulan terbenam, lalu muncul berangsur-angsur hingga
paripurna. Ketika terjadi gerhana sinar matahari hilang.
Dari tanah yang basah, Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, kemudian hilang dari tanah itu, lalu Allah menjadikan tanah itu dalam kondisi basah lagi dan menumbuhkan tumbuh tumbuhan lagi, begitu seterusnya.

Dengan demikian, jelaslah bagi kita, bahwa tuhan Yang Maha Kuasa
atas semua itu, tentu Maha Kuasa menghidupkan semua yang telah mati,setelah mereka rusak di alam kubur. Oleh sebab itu, memperbanyak
berpikir dalam hal tersebut menjadi sebuah keharusan bagi seorang
hamba, sehingga keimanannya terhadap adanya hari kebangkitan setelah mati menjadi kuat, dan dia menjadi tahu bahwa Allah mambangkitkan serta menghitung seluruh amal perbuatannya. Jadi, sesuai dengan kadar kekuatan imannya akan hal tersebut, niscaya akan timbul semangat dan kesungguhan mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi perbuatan yang berlawanan dangan syara’.

Taati Perintah Allah dan Jauhi Larangan-Nya
Allah memberikan wahyu kepada sebagian para nabi, sebagai berikut:
“Taatlah Anda kepada-Ku terhadap apa yang telah Aku perintahkan
kepadamu dan janganlah Anda mendurhakai terhadap apa yang telah Aku nasehatkan kepadamu.”

Maksud dari “janganlah Anda mendurhakai apa yang telah aku
nasehatkan kepada anda” adalah janganlah anda mendurhakai apa yang
Aku serukan kepada Anda, karena dalam hal itu mengandung
kemaslahatan, dan terhadap apa yang Aku larang, jauhilah!, karena
hal itu akan mendatangkan kerusakan.

Menggapai Ridha Allah dan Menjauhi Murka-Nya.
Dikatakan: “Kesempurnaan akal dapat dicapai dengan mengikuti
keridhaan Allah swt. dan menjahi murka-Nya.
Bila terjadi sebaliknya, bukanlah kesempurnaan akal, tetapi itulah
dia yang dinamakan dengan kebodohan.

sumber: Milis Group majelisrasulullah

Tentang abizakii

"Seorang hamba Allah yang berusaha mengenal dan mencintai Nabi-Nya"
Pos ini dipublikasikan di Nasehat dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar