Cinta Sahabat Pada Rasulullah SAW

Sayyidina Bilal ra, muadzin Nabi SAW, seorang yang asalnya budak dan sekarang kita panggil sayyid (tuan) karena kemuliaannya menjadi sahabat Muhammad SAW.

Setelah wafat Nabi SAW, ia pun meninggalkan kota Madinah, karena merasa tidak mampu untuk tinggal di kota Nabi – tanpa sang Nabi. Selang beberapa waktu setelah tinggal di kota tujuannya, beliau memimpikan Rasulullah SAW yang mengisyaratkan untuk kembali ke Madinah. Maka beliau pun kembali ke Madinah.

Setibanya di Madinah, disambut oleh sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra dan memintanya untuk kembali menjadi muadzin di kota Madinah sebagaimana dulu ia adzan untuk Nabi SAW. Beliau menolak,

“Tidak akan saya adzan selain untuk Nabi SAW,” katanya.

Sayyidina Umar ra pun memaksa dan Bilal menolak. Sayyidina Ustman dan sayyidina imam Ali ra memaksa dan beliau masih menolak.

Maka pulanglah Sayyidina Ali dan membisikkan kepada kedua anaknya, Sayyidina Al-Hasan dan Al-Husain, untuk meminta Bilal adzan di Madinah. Maka ketika sayyidina Al-Hasan dan Al-Husain meminta Bilal untuk adzan, beliau berkata,

“Bagaimana saya menolak permintaan yang disampaikan dari lisan yang pernah dikecup Nabi SAW.”

Datang waktu shalat. Bilal naik ke atas mesjid, lalu mengumandangkan:

ALLAHU AKBAR

ALLAHU AKBAR

Sebagian sahabat di Madinah yang tidak mengetahui kedatangan Bilal tersentak kaget, lalu bergembira, seakan terbangun dari mimpinya,

“Ada Bilal berarti ada Nabi SAW,” mengharap wafat Nabi SAW cuma mimpi.

ALLAHU AKBAR

ALLAHU AKBAR

Bergegas seluruh penduduk Madinah. Mereka keluar dari rumah mereka dengan hati bergetar penuh kerinduan.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH

Mereka menuju masjid Nabi SAW, melihat Bilal.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH

mencari Rasulullah SAW

dimana…?

mana…?

ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH

Gemuruh isak tangisan kesedihan kerinduan para sahabat di kota Madinah. Bilal pingsan, tak meneruskan adzannya.

Yaa Muhammad…!

hanya Bilal….

Mana Muhammad SAW…?

Di hati mereka, para sahabat, selalu hidup menyinari hati dan keimanan mereka dan di hati para sholihin, pencinta Muhammad SAW, bahkan selalu bersama mereka tak terpisahkan.

Oleh : Ustadzah Umbuhmaid

( Sumber : bisyarah)

Tentang abizakii

"Seorang hamba Allah yang berusaha mengenal dan mencintai Nabi-Nya"
Pos ini dipublikasikan di Rasulullah SAW, Sahabat Rasulullah SAW dan tag , , , , . Tandai permalink.

3 Balasan ke Cinta Sahabat Pada Rasulullah SAW

  1. Khoirul Anam berkata:

    akhy rhmat allah senantiasa melimpahkan mu……trmkasih ya atas kisah ini. ana tggu kisah bilal selanjutnya…ana pencita bilal. isyaallah..

  2. salam kenal…blognya keren .. artikelnya jugga..

    di tunggu kunjungan baliknya…

    thanks…

Tinggalkan komentar